Di zaman Rasulullah SAW masih hidup, Al-Quran merupakan hal yang
benar-benar dijadikan tuntunan. Kehadirannya sangat ditunggu-tunggu oleh
para sahabat. Apabila ada satu masa dimana ayat Al-Quran tidak turun di
sana, maka sabahat akan bertanya-tanya kepada rasul. Sikap sahabat
terhadap Al-Quran bak ajudan pada pemimpinnya. Semua hal yang termaktub
di dalam Al-Quran akan langsung diamalkan oleh Rasul dan para sahabat
tanpa banyak bertanya. Keseharian para sahabat pun tidak pernah lepas
dari interaksi dengan Al-Quran. Hal ini yang menyebabkan generasi
sahabat sering disebut dengan generasi yang unik karena mereka sangat
rindu untuk berinteraksi dengan Al-Quran.
Satu hal yang membuat sahabat di zaman itu sangat merindukan
berinteraksi dengan Al-Quran adalah keistimewaan yang Allah berikan bagi
siapa saja yang banyak berinteraksi dengannya. Hidup di bawah naungan
Al-Quran mendatangkan banyak keuntungan dan kemudahan yang didapat.
Tidak hanya itu, jalan-jalan akan dibukakan oleh Allah ketika
Al-Quran dijadikan penaung dalam hidup.
Al-Quran memang dahsyat. Kedahsyatannya terlihat dari bagaimana
Al-Quran menjadikan orang yang awalnya berada di dalam kegelapan menuju
cahaya hidayah. Begitu hebatnya Al-Quran dapat menshibghoh seseorang.
Orang yang tersibghoh Al-Quran akan visioner dan tidak akan berpikir
pendek karena Quran mengajarkan untuk mempersiapkan hari esok dengan
sebaik-baik amal. Di zaman ini, sosok yang visioner hingga kehidupan
setelah kematian sangat jarang ditemukan. Oleh karena itu, kehadiran
pemimpin yang tersibghoh Al-Quran ini sangat ditunggu keberadaaanya.
Sosok pemimpin yang tak hanya istimewa dalam wawasan kenegaraan dan
kemampuan memimpin saja, namun sosok yang juga menjadi seorang ahlul
Al-Quran.
Jika berbicara tentang sosok ahlul Al-Quran, maka semua sepakat bahwa
Rasulullah adalah teladan yang paling utama. Bahkan Aisyah ra sendiri
mengatakan bahwa akhlak Rasul adalah Al-Quran. Oleh karena itu, di zaman
Rasul, cara yang paling efektif untuk mempelajari Al-Quran adalah
memperhatikan gerak-gerik Rasul. Tidak heran zaman itu banyak sekali
sahabat yang ingin bertemu dan meminta nasihat langsung dari Rasul.
Rabi’ah bin Ka’ab bahkan meminta kepada Rasul agar ia diizinkan menemani
Rasul hingga ke syurga.
Di zaman sekarang, tidak hadirnya Rasul tidak menjadi alasan untuk
tidak mempelajari dan mengamalkan Al-Quran, karena di luar sana banyak
sekali musuh Islam yang telah menyiapkan beribu cara agar Islam ini
hancur. Mereka tahu bahwa satu-satunya cara agar Islam hancur adalah
menjauhkan umat Islam dari sumber utama ajaran Islam, yaitu Al-Quran.
Maka, banyak sekali metode-metode yang mereka gunakan untuk menjauhkan
umat Islam dari Quran. Oleh karena itu, sebagai umat Islam dan aktivis
dakwah, sudah tidak ada toleransi lagi terkait interaksi dengan
Al-Quran. Dalam arti, aktivis dakwah harus senantiasa berinteraksi
dengan Quran apapun kondisinya. Hal ini dikarenakan aktivis dakwah
memiliki satu tugas penting yaitu menginstalasi Al-Quran agar ajaran
yang termaktub di dalam Al-Quran sampai di masyarakat.
By: Fauzi Achmad Zaky
0 comments:
Post a Comment